Hakikat,Pengertian dan Komponen Sistem Pembelajaran ( Makalah Pendidikan )

Baca Juga

Hakikat,Pengertian dan Komponen Sistem Pembelajaran ( Makalah Pendidikan )


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

Agar  proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. dimana langkah-langkah tersebut di dalamnya terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar (Seels & Richey, AECT 1994). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Morisson, Ross & Kemp (2007) yang mendefinisikan desain pembelajaran sebagai suatu proses desain yang sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen.

Oleh karena itu, melalui tulisan yang sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang apa dan bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas dari mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

B.    Rumusan Masalah

1. Hakikat Pembelajaran
2. Komponen-komponen Sistem Pembelajaran

C.    Tujuan Makalah 

1. Mengetahui Hakikat Pembelajaran
2. Mengetahui Komponen-komponen Sisitem Pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

A.    HAKIKAT PEMBELAJARAN

1.      Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruangan saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membeljarkan peserta didik. Berbagai rumusan yang ada pada dasarnya berlandaskan pada  teori tertentu.

a.    Mengajar adalah Upaya Menyampaikan Pengetahuan Kepada Peserta Didik/Siswa di Sekolah
       Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori pendidikan yang mementingkan mata ajaran yang harus        dipelajari oleh peserta didik.

Dalam rumusan tersebut terkandung konsep-konsep sebagai berikut:

1) Pembelajaran merupakan persiapan dimasa depan

Masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang dianggap paling      mengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu. Itu sebabnya, orang tua berkewajiban menentukan akan dijadikan apa peserta didik. Sekolah berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam masyarakat yang akan datang.

2)   Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan

Penyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa. Umumnya guru menggunakan metode “formal step” dari J.Herbart berdasarkan asas asosiasi dan reproduksi atas tanggapan/kesan.

3)   Tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan

Pengetahuan sangat penting bagi manusia. Barang siapa menguasai pengetahuan, maka dia dapat berkuasa : “Knowledge is power”. Pengetahuan bersumber dari perangkat mata ajaran yang disampaikan di sekolah. Para pakar yang mendukung teori ini berpendapat, bahwa mata ajaran berasal dari pengalaman-pengalaman orang tua, masa lampau yang berlangsung sepanjang kehidupan manusia.

4)  Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa

Peranan guru sangat dominan. Dia menentukan segala hal yang dianggap tepat untuk disajikan kepada para  siswanya. Guru dipandang sebagai orang yang serba mengetahui, berarti guru adalah yang paling pandai. Dia mempersiapkan tugas-tugas, memberikan latihan-latihan dan menentukan peraturan dan kemajuan tiap siswa.

5)   Siswa selalu bersikap dan bertindak pasif

Siswa dianggap sebagai tong kosong, belum mengatahui apa-apa. Dia hanya menerima apa yang diberikan oleh gurunya. Siswa bersikap sebagai pendengar, pengikut, pelaksana tugas.

6)   Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas

Pembelajaran dilaksanakan dalam batas-batas ruangan kelas saja, sedangkan pembelajaran di luar kelas tak pernah dilakukan.

b.      Mengajar adalah Mewariskan Kebudayaan Kepada Generasi Muda Melalui Lembaga Pendidikan Sekolah

1)      Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya
Peserta didik  hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya. Manusia berbudaya adalah manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut.

2)      Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan
Para siswa dipandang sebagai keturunan orang tua dan orang tua adalah keturunan neneknya dan seterusnya, demikian terjadi proses turun-temurun. Dengan sendirinya apa yang dimiliki oleh nenek moyang pada masa lampau itu harus diwariskan kepada turunan berikutnya

3)      Bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan
Yang termasuk kebuayaan adalah kebiasaan orang berfikir dan berbuat seperti : kehidupan keluarga, cara menyediakan makan, bahasa, pemerintahan, ukuran moral, kepercayaan keagamaan dan bentuk-bentuk ekpresi seni.

4)      Siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan
Generasi muda berfungsi sebagai ngenerasi penerus. Mereka perlu dipersiapkan sedemikian rupa agar benar-benar siap melanjutkan hasil kerja yang telah dicapai oleh generasi yang ada sekarang. Kebudayaan yang diwariskan kepada mereka harus dikuasai dan dikembangkan, sehingga mereka menjadi warga masyarakat yang lebih berbudaya.

c.      Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisasi Lingkungan untuk Menciptakan Kondisi Belajar bagi                Peserta Didik

1)      Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik
2)      Kegiatan pembelajaran berupa perorganisasian lingkungan
3)      Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup

d.      Pembelajaran adalah Upaya mempersiapkan Peserta Didik untuk Menjadi Warga Masyarakat yang              Baik

1)     Tujuan pembelajaran
2)     Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja
3)     Peserta didik/ siswa sebagai calon warga negara yang memiliki potensi untuk bekerja
4)     Guru sebagai pemimpin dan pembimbing bengkel kerja
e.      Pembelajaran adalah Suatu Proses Membantu Siswa Menghadapi Kehidupan Masyarakat Sehari-hari
1)     Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat
2)     Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat
3)     Siswa belajar secara aktif dan Guru juga bertugas sebagai komunikator

B.    KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PEMBELAJARAN 

1.     Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan diapresiasi. Tujuan ( goals ) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran memenuhi kriteria sebagai berikut :

1.      Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya : dalam situasi bermain peran;
2.      Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati;
3.      Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasi pembelajaran, dan juga menjadi landasan untuk menentukan  isi pelajaran dan metode mengajar. Berdasarkan isi dan metode itu selanjutnya ditentukan kendisi-kondisi kegiatan pembelajaran yang terkait dengan tujuan tingkah laku tersebut, tujuan merupakan tolak ukur terhadap keberhasilan pembelajaran. Karena itu perlu disusun suatu deskripsi tentang cara mengukur tingkah laku.

Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem pembelajaran sebab tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa. Oleh karena itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang sebuah perencanaan program pembelajaran. 
Merumuskan tujuan pembelajaran  diperlukan dalam merancang program pembelajaran sebab:

1.     tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas akan dapat digunakan untuk mengevaluasi                       efektivitas keberhasilan proses pembelajaran
2.     tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa.
3.     tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
4.     tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas                 pembelajaran.

2.     Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan formal, informal, maupun non formal. 

Tujuan Pendidikan Umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang.
Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Seadngkan tujuan dari Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan atau kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional berkaitan dengan visi dan misi lembaga pendidikan tertentu. 

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler juga dapat diartikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.

Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajarai bahasan tertentu daalm bidang studi tertentu pula. Ada  dua jenis tujuan pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.

3.  Taksonomi Tujuan Pembelajaran

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

1. Domain kognitif

Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau berpikir, dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Pengetahuan
Pengetahuan adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling rendah. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat informasi yang sudah dipelajarinya (recall). Pengetahuan mengingat fakta semacam ini sangat bermanfaat dan penting untuk mencapai tujuan berikutnya yang lebih tinggi.

Pemahaman
Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menafsirkan, menangkap makna atau arti suatu konsep.

Aplikasi
Penerapan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan  pemahaman. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan menaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru yang kongkrit, misalnya kemampuan memecahkan masalah atau persoalan dengan menggunakan rumus, dalil, atau hukum tertentu.

Analisis
Analisis adalah kemampuan menguraikan  atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antara bagian bahan tersebut. Kemampuan ini hanya mungkin dapat dipahami dan dikuasai oleh siswa yang telah dapat menguasai kemampuan memahami dan menerapkan.

Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghim[pun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.

evaluasi 
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif, dan berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

2. Domain afektif

Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Domain ini merupakan kelanjutan dari tujuan pendidikan dari domain kognitif, sebab seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap sesuatu ojek jika telah memiliki kemampuan kognitif tingkt tinggi.
Menurut Krathwohl, domain afektif memiliki 3 tingkatan, yaitu penerimaan, merespon, dan menghargai.

Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan,  atau suatu masalah. Seseorang memiliki perhatian yang positif terhadap gejala tertentu jika mereka memiliki kesadaran tentang gejala, kondisi, atau objek yang ada, kemudian mereka menunjukkan kerelaan uantuk menerima, bersedia untuk memperhatikan gejala, dan akhirnya memiliki kemauan untuk mengarahkan segla perhatiannya terhadap objek itu. 

Merespon
Mrespon atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti kemauan untuk meyelesaikan tugas tepat waktu, mengikuti diskusi, membantu orang lain, dan lain-lain.

Menghargai
Menghargai berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu yang terdiri dari penerimaan suatu nilai dengan keyakinan tertentu, mengutamakan nilai, serta komitmen akan kebenaran yang diyakininya dengan aktivitas.

Mengorganisasi/mengatur diri
Mengatur diri merupakan tujuan yang berhubungan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.

Karakterisasi nilai atau pola hidup
Karakterisasi nilai atau pola hidup merupakan tujuan yang berkenaan dengan mengadakan sistesis dan internalisasi sisten nilai dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya menjadi pandangan hidup dan dijadikan pedoman dalam bertindak dan berperilaku

3. Domain Psikomotorik

Domain psikomotorik meliputi semua tingkah laku yang menggunakan syaraf dan otot badan dan berhubungan dengan kemampuan ketrampilan atau skill seseorang. Ada 5 tingkatan dalam domain psikomotor, yaitu: ketrampilan meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan, dan ketrampilan naturalisasi.
Dalam KTSP, tujuan pendidikan dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. 

 Terdapat beberapa aspek dalam setiap kompetensi sebagai tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
        1.      Pengetahuan, yaitu kemampuan dalam bidang kognitif
2.      Pemahaman, yaitu kedalaman penegtahuan yang dimiliki setiap individu
        3.     kemahiran, yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara praktik tentang tugas yang                         dibebankan kepadanya.
4.      Nilai, yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu.
5.      Sikap, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu
6.      Minat, yaitu kecnderungan individu untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Menurut Oemar Hamalik (2005) bahwa komponen-komponen yang harus terkandung dalam tujuan pembelajaran, yaitu (1) perilaku terminal, (2) kondisi-kondisi dan (3) standar ukuran. Hal senada dikemukakan 
Mager (Hamzah B. Uno, 2008) bahwa tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup tiga komponen utama, yaitu: (1) menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang harus dikuasainya pada akhir pelajaran; (2) perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut; dan (3) perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima. Berkenaan dengan perumusan tujuan performansi.

Dick dan Carey (Hamzah Uno, 2008) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran terdiri atas: (1) tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik; (2) menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat yang hadir pada  waktu anak didik berbuat; dan (3) menyebutkan kriteria  yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak didik yang dimaksudkan pada tujuan.

Telah dikemukakan di atas bahwa tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas.
Dalam hal ini Hamzah B. Uno (2008) menekankan pentingnya penguasaan guru tentang tata bahasa, karena dari rumusan tujuan pembelajaran itulah dapat tergambarkan konsep dan proses berfikir guru yang bersangkutan dalam menuangkan idenya tentang pembelajaran.
Pada bagian lain, Hamzah B. Uno (2008) mengemukakan tentang teknis penyusunan tujuan pembelajaran dalam format ABCD.  A=Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid  dan sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)

4.   Manfaat Pentingnya Tujuan Pembelajaran

Salah satu kunci keberhasilan dalam belajar adalah adanya tujuan yang jelas.  Tujuan biasanya menentukan hasil yang akan Anda capai.  Rasulullah s.a.w. pernah bersabda bahwa setiap amal perbuatan itu tergantung pada niat/tujuannya dan bahwa hasil yang akan diperoleh orang yang bekerja tersebut akan sesuai dengan niat/tujuan yang ingin dicapainya.

Tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan. Artinya, tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Kalau diibaratkan, tujuan pembelajaran adalah jantungnya, dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang harus dicapai.

Tujuan jangka pendek adalah sesuatu yang ingin Anda capai segera.  Contoh tujuan belajar jangka pendek adalah menyelesaikan pekerjaan rumah Anda dan berhasil baik dalam ujian esok hari.  
Tujuan jangka panjang adalah sesuatu yang akan ingin Anda capai di suatu saat nanti.  Contoh tujuan jangka panjang adalah menulis makalah atau lulus dalam matakuliah.

5.     Contoh Merumuskan Suatu Tujuan Pembelajaran

Berikut disajikan contoh merumuskan suatu tujuan pembelajaran berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar (Heriawan:2005).

Mata Pelajaran                                    : Ilmu Sosial
Kelas/semester                                    : IV/1
Kompetensi dasar                               : Memahami cirri-ciri geografis Indonesia
Materi Pokok                                      : kenampakan Alam Indonesia

Indikator pencapaian hasil belajar       :

1.      Menemukan pada peta letak nama laut dan samudra yang mengelilingi Indonesia
2.      Mengidentifikasi pulau-pulau besar dan kecil di Indonesia
3.      Menemukan pada peta letak dan nama cagar alam, sungai, gunung, danau, selat, teluk dan tanjung di            Indonesia.

Kemudian indicator-indikator dirinci kembali menjadi TIK-TIK yang dapat dijadikan patokan untuk melaksanakan program pembelajaran. Contoh TIK yang dapat dibuat berdasarkan tiga indicator di atas, yaitu:

Siswa kelas VI dapat :

1.      Menyebutkan  minimal 5 nama pulau di Indonesia
2.      Menyebutkan 2 samudra di Indonesia
3.      Menujukkan pada peta letak 5 pulau besar
4.      Menunjukkan pada peta laut yang mengelilingi Indonesia
5.      Menunjukkan pada peta samudra yang mengelilingi Indonesia
6.      Meyebutkan  minimal 3 nama sungai-sungai yang ada di propinsi Aceh
7.      Meyebutkan nama sgunung-gunung yang ada di propinsi Aceh
8.      Dan seterusnya.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat kami tarik sebagai kesimpulan bahwasanya sebagai seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas. Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree. 
ABCD.  A=Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid  dan sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima).

C.   S A R A N

Kami sebagai penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam membuat makalah ini bisa lebih baik lagi. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi kami.

DAFTAR PUSTAKA

•         Dr. Halimah, M.Pd, Telaah Kurikulum, Medan: Perdana Publishing, 2010
•         Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
•         Prof. Dr. Hana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, Bandung:                    Remaja Rosda Karya, 1997
•        Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar Baru                         Algensindo, 2002
•        Syarif, Hamid. Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah, Bandung: Citra Umbara. 1994