Anak Terlambat Bicara

Baca Juga

Soal bagaimana perkembangan bicara yanak, agaknya filosofi yang dikembangkan akhir-akhir ini dalam pengasuhan anak, sudah banyak dirubah. Kita bisa baca menyoal hal ini dari buku-buku yang  dikeluarkan oleh Zero to three org. Misalnya buku:  Building Healthy Minds.

Jika dahulu kita diajarkan bagaimana mengajarkan anak agar mampu berbicara dengan baik adalah dengan mengajaknya banyak bicara, banyak membacakan buku, tetapi kini, di berbagai ilmu tumbuh kembang model seperti ini sudah mulai dikembangkan lebih luas lagi. Kita perlu lebih ke dasar lagi, agar kita memahami bagaimana dasar-dasar
perkembangan dan berbagai karakteristik perkembangan anak. Dengan begitu bagian mana yang kurang bisa segera kita beri stimulasi secara lebih rinci lagi.
Yang paling utama  adalah, kita perlu membangun relasi ibu anak secara sehat.

Pembentukan relasi ibu anak secara sehat ini adalah sejak bayi kita lahir, kita perlu memberikan kebutuhan yang paling mendasar, yaitu memberikan kontak emosi dengannya. Diusianya satu bulan, kita bisa merasakan bagaimana panggilan bayi kita agar kita memenuhi perkembangan kontak emosi. Bayi ini jika menangis dan kita angkat,
ia akan terdiam. Ini adalah satu point yang harus kita atat, artinya bayi ini mempelajari bagaimana ia harus membangun kontak emosi. Bayi merasa r  nyaman, dan bayi merasa tidak nyaman, bisa kita amati dari caranya bereaksi terhadap kita. Kita berdua, bayi dan ibu perlu mempelajari sentuhan yang bagaimana yang menyenangkannya. Sehingga dengan begitu, kita bisa mengembangkan kontak emosi itu menjadi lebih luas, yaitu saat bayi itu sudah berusia dua bulan, jika kita ajak tertawa, ia akan membalas tawa kita kita. Jika kita kelitiki dadanya ia akan senang tertawa-tawa. Saat ia mulai agak
lebih besar, ia akan tertawa senang jika kita ajak bercanda-canda, bermain cilubakekok.

Ini semua akan mendasari bukan saja kontak emosi ibu anak, tetapi akan lebih luas lagi, yaitu akan mendasari perkembangan inteligensianya, juga akan mendasari perkembangan kemampuan berbahasa, terutama bahasa non verbal saat anak itu masih dalam fase komunikasi pra-verbal (babbling).
Fase ini adalah fase yang paling krusial, karena kemampuan berbahasa nonverbal (yang notabene harus didukung oleh kemampuan mengekspresikan emosi dan membaca emosi ibu), selanjutnya akan juga mendasari kemampuan berbahasa verbal. Kemampuan bahasa non-verbal ini sangat penting. Sebab rangkaian kekurangmampuan anak membangun emosi, kekurangmampuan anak dalam berkomunikasi secara nonverbal,
akhirnya akan terjadi gangguan perkembangan sosial kelaknya. Yang berakibat pada gangguan berbagai fungsi di tengah masyarakat.

Jika anak itu sudah berusia satu tahun, ia akan mencoba belajar berbicara, bersama-sama mempelajarinya dengan ibunya. Caranya adalah ia akan melihat ke muka kitagar terjadi kontak emosi, lalu menunjukkan jarinya pada benda yang ia amati, sambil dilanjut dengan menyebut nama benda itu.

Pada anak yang tidak mempunyai fase ini, dengan sendirinya ia akan menjadi terlambat bicara.

Terlebih jika ia tidak mempunyai perkembangan emosi yang mendasari perkembangan berbahasa nonverbal.

Karena itu, jika kita mendapatkan anak-anak kita mengalami keterlambatan bicara, kita perlu sekali lagi mengamati bagaimana dasar-dasar perkembangannya. Kita kembali ingat-ingat bagaimana saat ia bayi, bagaimana reaksi-reaksi yang dibangunnya. Jika ada salah satu dasar itu yang ternyata terliwatkan maka kita harus segera
bertindak.

Ada bayi yang dalam usia dua bulan selalu melihat ke cahaya, dan jika kita panggil ia akan menoleh tetapi matanya segera lari ke tempat cahaya. Bila kepala kita persis dimukanya lalu kita geserkan kepala kita ke kiri dan ke kanan, seharusnya ia mengikuti kemana arah kepala kita. Tetapi ada bayi-bayi yang hanya sekilas bereaksi
lalu matanya kembali lari ke cahaya. Bila hal ini terjadi, bayi-bayi ini lebih senang menyukai apa-apa yang bergerak-gerak di tempat lain, daripada mengamati perubahan ekspresi ibunya. Maka bayi bayi ini juga akan mengalami keterlambatan bicara.

Maksud saya, bercerita seperti ini, jika kita menemukan bayi kita ternyata terlambat bicara, sebaiknya kita perhatikan lagi yang mendasari perkembangan itu:
Ø       kontak emosi
Ø       perkembangan kemampuan bahasa non- verbal
Ø       kemampuan mengolah informasi (perintah)
Ø       kemampuan berbahasa pasif
Ø       kemampuan berbahasa ekspresi

Ada beberapa aspek yang dikembangkan seorang anak saat ia belajar bicara, yaitu aspek fonetis (mampu membedakan bunyian), aspek semantic (mengerti arti kata-kata), aspek syntaktis (mampu menggunakan kata-kata untuk maksud tertentu), aspek morfologis
(mampu mengembangkan berbagai kata dan kalimat).

Semoga Bermanfaat.
http://raesandriya.blogspot.com