Istilah dan dasar Pembentukan Karakter Dalam Islam

Baca Juga

Istilah dan dasar Pembentukan Karakter Dalam Islam  

Berdasarkan tema diatas maka mari kita sama-sama menyimak ulasan berikut yang semoga membawa manfaat dan dapat memberi sedikit ilmu yang bisa menguatkan keimanan dan ketaqwaan kita aminn. berikut penjelasannya :

- Istilah nation and character building adalah istilah klasik yang menjadi kosa kata hampir disepanjang sejarah modern Indonesia terutama sejak peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Istilah ini muncul kembali pada tahun 2010 ketika pendidikan karakter dijadikan sebagai gerakan nasional pada puncak acra dihari Pendidikan Nasional 20 mei 2010. Latar belakang munculnya pendidikan karakter ini dilator belakangi oleh semakin terkikisnya karakter sebagai bangsa Indonesia dan sekaligus sebagai upaya pembangunan masyarakat ( Manusia ) Indonesia yang berakhlak budi pekerti mulia. 

Istilah karakter itu sendiri secara harfiahnya berasal dari bahasa latin yaitu : ( carakter ) yang berarti watak, tabiat, kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak ( Oxford ). Sedangkan secara istilah karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung pada factor kehidupannya sendiri. Karakter adalah : sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi cirikhas seseorang atau sekelompok orang. 

Karakter merupakan nilai perilaku seseorang yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, Diri sendiri, sesama manusia lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran , sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma.norma Agama, hukum, tata karma, budaya serta adat istiadat. Karakter juga dapat diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti sehingga karakter bangsa identik dengan akhlak bangsa atau budi pekerti bangsa. 

Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti , dan sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang kurang atau tidak berakhlak dan berbudi pekerti atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik. 


Istilah dan dasar Pembentukan Karakter Dalam Islam
Istilah dan dasar Pembentukan Karakter Dalam Islam  

Dasar Pembentukan Karakter 


Dasar pembentukan karakter itu adalah suatu nilai baik atau pula buruk. Nilai baik disimbolkan dengan nilai malaikat dan yang buruk disimbolkan dengan nilai syetan. Karakter manusia merupakan hasil tarik menarik antara nilai baik dan nilai buruk ( energy positif dan negative ). Energy positif itu berupa nilai-nilai etis yang religious yang sumbernya datang dari keyakinan terhadap Tuhan. Sedangkan energy negative itu berupa nilai-nilai yang A-Moral yang bersuber dari Taqhut ( syetan ). 
Nilai-nilai etis moral itu berfungsi sebagai sarana pemurnian, pensucian dan pembangkitan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati ( hati murni )energy positif itu sendiri berupa : 

1. Kekuatan Spiritual.

Kekuatan spiritual itu berupa ( Iman, Islam, Ihsan dan Taqwa ) yang berfungsi membimbing dan memberikan kekuatan kepada manusia untuk menggapai keagungan dan kemuliyaan ( Ahsani Taqwin) 

2. Kekuatan Potensi Manusia Positif.

Berupa :  Aqlus Salim ( Akal Sehat ), Qalbun Salim ( Hati yang sehat ), Qalbun Munib ( hati yang murni, suci dari dosa ) dan Nafsul MUtmainnah ( Jiwa yang tenang ) yang kesemuanya itu merupakan modal insane atau sumber daya manusia yang memiliki kekuatan yang luar biasa.

3. Sikap dan Perilaku Etis . 

Ini merupakan implementasi dari kekuatan spiritual dan kepribadian manusia yang kemudian melahrkan konsep-konsep normative tentang nilai budaya etis dan sikap serta budaya etis sendiri meliputi : Ihlas, Jihat dan Amal Saleh. 

Energy positif tersebut diatas akan melahirkan individu yang berkarakter yaitu orang yang bertaqwa, memiliki integritas dan beramal saleh. Aktualisasi orang yang berkualitas ini dalam hidup dan bkerja akan melahrkan akhlak budi pekerti yang luhur karena memiliki “ Personality “ ( integritas, komitmen dan dedikasi ) “ capacity “ ( Kecakapan ) dan “ Competensy “ ( propesional ). 

Kebalikan dari energy positif di atas adalah : Energi Negatif yang disimbolkan dengan kekuatan materialistic dan nilai-nilai destruktif. Kalau nilai-nilai etis berfungsi sebagai sarana pemurnian, pensucian dan pembangkitan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati , sebaliknya nilai- nilai materialistic  justru berfungsi sebaliknya yakni pembusukan dan penggelapan nilai-nilai kemanusiaan. Hampir sama dengan energy positif dan energy negatifterdiri dari : 

1. Kekuatan Taqhut.

Itu berupa kekafiran, kemunafikan, kefasikan serta syirik yang kesemuanya itu merupakan kekuatan yang menjauhkan manusia dari sikap etis dan kemulyaannya sebagai manusia yang hakiki dan menjadi manusia yang serba material. 

2. Kekuatan Manusia Negatif.

Yaitu pikiran jahiliyah ( sesat ) hati yang sakit,tidak merasa  , hati yang mati , tidak punya nurani, dan jiwa tercela yang kesemuanya itu akan menjadikan manusia menghamba pada selain Allah berupa Harta , Tahta , dan Wanita.

3. Sikap dan Perilaku Tidak Etis.

Ini merupakan implementasi dari kekuatan mansuia yang negative kemudian melahirkan konsep-konsep normative tentang nilai-nilai budaya yang tidak etis ( budaya busuk ) . 

Nilai-nilai tidak etis itu meliputi : Takabur ( congkak, sombong ) materialistic, menganiaya dan distruktif. Energy Negatif tersebut dalam perspektif individu akan melahirkan orang yang berkarakter buruk, yaitu orang yang puncak keburukannya meliputi “ syirik, nafs lawwamah, dan amal sayyiat “ . aktualisasi orang yang bermental “ Thaqhut “ ini dalam hidup dan bekerja akan melahirkan perilaku tercela yaitu orang memiliki kepribadian yang tidak baik  seperti penghianat dan pengecut dan orang yang tidak mempu mendaya gunakan potensi yang dimilikinya. 


“ Terimakasih Semoga Bermanfaat “