MAKALA ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN

Baca Juga

MAKALA ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN

Sahabat Pendidikan Islam sekalian, berikut ini adalah Makala yang berisikan tentang Islamisasi Ilmu Pengetahuan yang diharapkan dapat membantu anda dalam proses belajar dan diharapkan pula dapat menjadi ilmu yang bermanfaat untuk anda, berikut adalah ulasannhya :
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu kenyataan yang tampak jelas dalam dunia moderen yang telah maju ini ialah adanya kontradiksi yang mengganggu kebahagiaan orang dalam hidup. Apa yang dahulu belum dikenal manusia kini sudah tak asing lagi baginya. Bahaya kelaparan dan penyakit menular yang dahulu sangat ditakuti sekarang telah bisa dihindari. Kesulitan dan bahaya alamiah yang dahulu menyulitkan perhubungan, sekarang tidak menjadi soal lagi. Kemajuan industri telah dapat menghasilkan alat alat yang memudahkan hidup, sehingga kebutuhan jasmani tidak sulit lagi untuk memenuhinya.

Seharusnya kondisi dan hasil kemajuan itu membawa kebahagiaan yang lebih banyak kepada manusia dalam hidupnya. Akan tetapi suatu kenyataan yang menyedihkan ialah bahwa kebahagiaan itu ternyata semakin jauh, hidup semakin sukar dan kesukaran material berganti dengan kesukaran mental. Beban jiwa semakin berat, kegelisahan dan tekanan batin lebih sering terjadi dan lebih menekan sehingga mengurangi kebahagiaan.

Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah hidupnya, namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak mampu menumbuhkan moralitas (ahlak) yang mulia. Dunia modern saat ini, termasuk di indonesia ditandai oleh gejalah kemerosotan akhlak yang benar-benar berada pada taraf yang menghawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong dan kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan. Dalam konteks yang demikian diperlukan suatu pandangan yang komprehensip tentang ilmu dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

  Gejala kemerosotan akhlak tersebut, dewasa ini bukan saja menimpa kalangan dewasa, tetapi juga menimpa kalangan anak anak. Orang tua dan mereka yang berkecimbung dalam pendidikan agama dan sosial banyak mengeluh terhadap perilaku sebagian pelajar yang berprilaku nakal, seperti obat terlarang, mabuk mabukan, tawuran, bergaya hidup seperti hippies di eropa dan amerika, dan sebagainya.
Tragedi tersebut di atas disebabkan oleh beberapa faktor yang kini memengaruhi cara berfikir manusia moderen. Faktor tersebut menurut Zakiah Daradjat antara lain kebutuhan hidup yang semakin meningkat, rasa individualistis dan egoistis, persaingan dalam hidup, keadaan yang tidak stabil, dan terlepasnya pengetahuan dari agama[ ]

Sejalan dengan permasalahan tersebut di atas, penulis akan mencoba mencarikan solusi untuk mengatasi tragedi masyarakat modern dimaksud dengan memfokuskan kajian pada upaya mengintegrasi ilmu pengetahuan dengan agama, melalui konsep yang dikenal dengan istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan.?
2. Apakah Tujuan Islamisasi Ilmu Pengetahuan.?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan.!
2. Untuk mengetahui dan memahami Tujuan Islamisasi Ilmu Pengetahuan.!
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan islamisasi Ilmu Pengetahuan perlu kirannya memperhatikan pendapat para pakar agar batasan pembahasan ini lebih jelas arahnya.
Menurut kalangan akademisi di UIN Malang, ada bebabagai pendapat atau versi tentang pemahaman Islamisasi Ilmu Pengetahuan[ ], yaitu:

1. Versi pertama beranggapan bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan sekedar memberikan ayat-ayat yang sesuai dengan ilmu pengetahuan umum yang ada (ayatisasi).

2.  Kedua, mengatakan bahwa Islamisasi dilakukan dengan cara mengislamkan orangnya.

3.  Ketiga, Islamisasi yang berdasarkan filsafat Islam yang juga diterapkan di UIN Malang dengan mempelajari dasar metodologinya.

4.  Keempat, memahami Islamisasi sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang beretika atau beradab.Dengan berbagai pandangan dan pemaknaan yang muncul secara beragam ini perlu kiranya untuk diungkap dan agar lebih dipahami apa yang dimaksud “Islamisasi Ilmu Pengetahuan”.

      Pengertian Islamisasi ilmu pengetahuan ini secara jelas diterangkan oleh al-Attas, yaitu:

Pembebasan manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, kultur-nasional (yang bertentangan dengan Islam) dan dari belenggu paham sekuler terhadap pemikiran dan bahasa Juga pembebasan dari kontrol dorongan fisiknya yang cenderung sekuler dan tidak adil terhadap hakikat diri atau jiwanya, sebab manusia dalam wujud fisiknya cenderung lupa terhadap hakikat dirinya yang sebenarnya, dan berbuat tidak adil
terhadapnya. Islamisasi adalah suatu proses menuju bentuk asalnya yang tidak sekuat proses evolusi dan devolusi[ ].

Ini artinya dengan Islamisasi ilmu pengetahuan, umat Islam akan terbebaskan dari belengu hal-hal yang bertentangan dengan Islam, sehingga timbul keharmonian dan kedamaian dalam dirinya, sesuai dengan fitrahnya.


ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN


Menurut al-Faruqi, Islamisasi adalah usaha “untuk mendefinisikan kembali, menyusun ulang data, memikirkan kembali argumen dan rasionalisasi yang berkaitan dengan data itu, menilai kembali kesimpulan dan tafsiran, memproyeksikan kembali tujuan-tujuan dan melakukan semua itu sedemikian rupa sehingga disiplin-disiplin ini memperkaya wawasan Islam dan bermanfaat bagicause (cita-cita).” [ ]

Selain kedua tokoh di atas, ada beberapa pengembangan definisi dari Islamisasi ilmu pengetahuan tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Osman Bakar, Islamisasi ilmu pengetahuan adalah sebuah program yang berupaya memecahkan masalah-masalah yang timbul karena perumpaan antara Islam dengan sains modern sebelumnya [ ].Progam ini menekankan pada keselarasan antara Islam dan sains modern tentang sejauhmana sains dapat bermanfaat bagi umat Islam.

Dan M. Zainuddin menyimpulkan bahwa Islamisasi pengetahuan pada dasarnya adalah upaya pembebasan pengetahuan dari asumsi-asumsi Barat terhadap realitas dan kemudian menggantikannya dengan worldviewnya sendiri (Islam) [ ].
Dari pengertian Islamisasi pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa Islamisasi dilakukan dalam upaya membangun kembali semangat umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kebebasan penalaran intelektual dan kajian-kajian rasional – empirik dan filosofis dengan tetap merujuk kepada kandungan Al-quran dan Sunnah Nabi. Sehingga umat Islam akan bangkit dan maju menyusul ketinggalan dari umat lain, khususnya Barat.

Dan di Indonesia, dukungan kuat terhadap konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan al-Faruqi dimulai pada tahun 1990-an dimulai dengan  didirikannya Institut For Science and Teknology Studies (ISTECS), yang bertujuan untuk menyemarakkan Islamisasi sains di Indonesia oleh sekelompok ilmuwan muda di Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT). Dan puncaknya ditandatanganinya piagam berdirinya International Islam Forum for Science, Teknology And Human Rescource Development (IIFTIHAR) di depan ka’bah oleh Prof. Dr. B.J Habibie (saat Itu Menristek dan ketua ICMI) dan Habibi menjabat sebagai ketuannya.

B. Tujuan Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Dalam masyarakat beragama (Islam), ilmu adalah bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan karena sumber ilmu yang hakiki adalah dari Tuhan. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan mahluk yang lain, karena manusia diberi daya berfikir, daya berfikir inilah yang menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi. Pada waktu yang bersamaan, daya pikir tersebut menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan. Sehingga dia tidak hanya bertanggung jawab kepada sesama manusia, tetapi juga kepada pencipta-Nya.
Namun, perlu juga diingat bahwa ikatan agama yang terlalu kaku dan tersetruktur kadang kala dapat menghambat perkembangan ilmu. Karena itu, perlu kejelian dan kecerdasan memperhatikan sisi kebebasan dalam ilmu dan sistem nilai dalam agama agar keduanya tidak saling bertolak belakang. Disinilah perlu rumusan yang jelas tentang ilmu secara filosofis dan akademik serta agama agar ilmu dan teknologi tidak menjadi bagian yang lepas dari nilai-nilai agama dan kemanusiaan serta lingkungan.

            Dengan adanya islamisasi ilmu pengetahuan diharapkan nantinya akan dihasilkan sebuah sains Islam yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadits, di mana sains Islam tersebut berbeda dengan sains Barat yang telah berkembang saat ini. Adapun perbandingan antara sains Barat dan sains Islam, yaitu (Butt, 1991: 73-76):


No
Sains Barat
Sains Islam
1.
Percaya pada rasionalitas
Percaya pada wahyu
2.
Sains untuk sains
Sains adalah sarana untuk mendapatkan keridhoan Allah
3.
Satau-satunya metode atau cara untuk mengetahui realitas
Banyak metode berlandaskan akal dan wahyu baik secara objektif dan subjektif
4.
Netralitas emosional sebagai prasyarat kunci menggapai rasionalitas
Komitmen emosional sangat penting untuk mengangkat usaha-usaha sains spiritual maupun social
5.
Tidak memihak, ilmuwan hanya peduli pada produl pengetahuan baru dan akibat-akibat penggunaannya
Pemihakan pada kebenaran, ilmuan harus peduli terhadap hasil-hasil dan akibat-akibat penemuannya secara moral sebagai bentuk ibadah
6.
Tidak adanya bias, validitas suatu sains hanya tergantung pada bukti penerapannya (objektif) bukan ilmuwan yang menjalankannya (subjektif)
Adanya subjektivitas, validitas sains tergantung pada bukti penerapan juga pada tujuan dan pandangan ilmuwan  yang menjalankannya
7.
Penggantungan pendapat, sains hanya dibuat atas dasar bukti yang meyakinkan
Menguji pendapat, sains dibuat atas dasar bukti yang tidak meyakinkan
8.
Reduksionisme, cara yang dominan untuk mencapai kemajuan sains
Sintesis, cara yang dominan untuk meningkatkan kemajuan sains
9.
Fragmentasi, pembagian sains ke dalam disiplin dan subdisiplin-subdisiplin
Holistik, pembagian sains ke dalam lapisan yang lebih kecil yaitu pemahaman interdisipliner dan holistik
10.
Universalisme, walaupun universal namun buah sains hanya bagi mereka yang mampu membelinya
Universalisme, buah sains bagi seluruh umat manusia dan tidak diperjual belikan
11.
Induvidualisme, ilmuwan harus menjaga jarak dengan permasalahan sosial, politik dan ideologis
Orientasi masyarakat, ilmuwan memiliki hak dan kewajiban adanya interdependensi dengan masyarakat
12.
Netralitas, sains adalah netral
Orientai nilai, sains adalah sarat nilai berupa baik atau buruk juga halal atau haram
13.
Loyalitas kelompok, hasil pengetahuan baru adalah aktifitas terpenting dan perlu dijunjung tinggi
Loyalitas pada Tuhan dan makhluk-Nya, hasil pengetahuan baru adalah cara memahami ayat-ayat Tuhan dan harus diarahkan untuk meningkatkan kualitas ciptaan-Nya
14.
Kebebasan absolute, tidak ada pengekangan atau penguasaan penelitian sains
Manajemen sains adalah sumber yang tidak terhingga nilainya, sains dikelola dan direncanakan dengan baik dan harus dipaksa oleh nilai etika dan moral
15.
Tujuan membenarkan sarana, setiap sarana dibenarkan demi penelitian sains
Tujuan tidak membenarkan sarana, tujuan sarana diperbolehkan dalam batas-batas etika dan moralitas

Untuk merealisasikan Islamisasi Ilmu Pengetahuan maka International Institut of Islamic Thought (IIIT) yang dipimpin oleh Ismail Raji Alfaruqi merencanakan gagasan tersebut dalam berbagai langkah diantaranya[ ]:

1). Menguasai dan mahir dalam disiplin ilmu pengetahuan modern
2). Tinjauan disiplin Ilmu Pengetahuan
3). Menguasai Warisan Islam
4).Penentuan Penyesuaian Islam Yang khusus terhadap disiplin-disiplin Ilmu Pengetahuan
5). Penilaian Kritis terhadap disiplin ilmu pengetahuan Modern
6). Penilaian Kritis terhadap warisan Islam
7). Kajian Masalah Utama umat islam 
8). Melakukan analisis kreatif dan sintesi
9). Membentuk kembali disiplin ilmu modern dalam kerangka kerja islam dengan menulis kembali

Buku teks agar visi-visi baru tentang pengertian islam serta pilihan-pilihan kreatif sebagai realisasi gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
10). Dan Pendistribusian Ilmu Yang telah diislamkan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan 

1. pengertian islamisasi ilmu pengetahuan dari berbagai pakar pendapat bahwa  Islamisasi dilakukan dalam upaya membangun kembali semangat umat Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kebebasan penalaran intelektual dan kajian-kajian rasional – empirik dan filosofis dengan tetap merujuk kepada kandungan Al-quran dan Sunnah Nabi. Sehingga umat Islam akan bangkit dan maju menyusul ketinggalan dari umat lain, khususnya Barat.

2. Tujan islamisasi ilmu pengetahuan

Dengan adanya islamisasi ilmu pengetahuan diharapkan nantinya akan dihasilkan sebuah sains Islam yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadits, di mana sains Islam tersebut berbeda dengan sains Barat yang telah berkembang saat ini. Sehingga ada perbandingan antara Sains Barat dan Sains Islam diantaranya

Sains Barat
Sains Islam
Percaya pada rasionalitas
Percaya pada wahyu
Sains untuk sains
Sains adalah sarana untuk mendapatkan keridhoan Allah
Satau-satunya metode atau cara untuk mengetahui realitas
Banyak metode berlandaskan akal dan wahyu baik secara objektif dan subjektif
Netralitas emosional sebagai prasyarat kunci menggapai rasionalitas
Komitmen emosional sangat penting untuk mengangkat usaha-usaha sains spiritual maupun social

B. Saran

Pada penyajian makalah ini mungkin terdapat berbagai kekurangan baik dari segi materi maupun penulisan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga penulis bisa memperbaiki diri dalam penulisan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ummi, Islamisasi Sains Perspektif UIN Malang, dalam Inovasi: Majalah Mahasiswa UIN Malang, Edisi 22. Th. 2005,

Wiryokusumo, Iskandar dan Usman Mulyadi, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Jakarta: Bina Aksara,1988)

Al-Faruqi, Ismail Raji, Islamisasi Pengetahuan Bandung: Pustaka, 1984.

Armas, Adnin, Westernisasi dan Islamisasi Ilmu, dalam Islamia: Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam, INSIST: Jakarta, Thn II No.6/ Juli-September 

" Terimakasih dan sukses selalu menyertai anda "