Membangun kerangka hidup

Baca Juga

http://raesandriya.blogspot.com

Seorang tukang bangunan yang sudah

tua berniat untuk pensiun dari

profesi yang sudah ia geluti selama

puluhan tahun.

 

Ia ingin menikmati masa tua bersama

istri dan anak cucunya. Ia tahu ia

akan kehilangan penghasilan rutinnya

namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh

istirahat. Ia pun menyampaikan

rencana tersebut kepada mandornya.

 

Sang Mandor merasa sedih, sebab ia

akan kehilangan salah satu tukang

kayu terbaiknya, ahli bangunan yang

handal yang ia miliki dalam timnya.

Namun ia juga tidak bisa memaksa.

 

Sebagai permintaan terakhir sebelum

tukang kayu tua ini berhenti, sang

mandor memintanya untuk sekali lagi

membangun sebuah rumah untuk terakhir

kalinya.

 

Dengan berat hati si tukang kayu

menyanggupi namun ia berkata karena

ia sudah berniat untuk pensiun maka

ia akan mengerjakannya tidak dengan

segenap hati.

 

Sang mandor hanya tersenyum dan

berkata, "Kerjakanlah dengan yang

terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas

membangun dengan semua bahan terbaik

yang ada."

 

Tukang kayu lalu memulai pekerjaan

terakhirnya. Ia begitu malas-malasan.

Ia asal-asalan membuat rangka

bangunan, ia malas mencari, maka ia

gunakan bahan-bahan berkualitas

rendah. Sayang sekali, ia memilih

cara yang buruk untuk mengakhiri

karirnya.

 

Saat rumah itu selesai. Sang mandor

datang untuk memeriksa. Saat sang

mandor memegang daun pintu depan, ia

berbalik dan berkata, "Ini adalah

rumahmu, hadiah dariku untukmu!"

 

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia

sangat menyesal. Kalau saja sejak

awal ia tahu bahwa ia sedang

membangun rumahnya, ia akan

mengerjakannya dengan

sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya,

ia harus tinggal di rumah yang ia

bangun dengan asal-asalan.

 

Inilah refleksi hidup kita!

 

Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini.

Anggaplah rumah itu sama dengan

kehidupan Anda. Setiap kali Anda

memalu paku, memasang rangka,

memasang keramik, lakukanlah dengan

segenap hati dan bijaksana.

 

Sebab kehidupanmu saat ini adalah

akibat dari pilihanmu di masa lalu.

Masa depanmu adalalah hasil dari

keputusanmu saat ini.