Memahami sebuah ajaran secara Tersirat atau tersurat

Baca Juga

Sebuah cerita:
Seorang Bapak memberikan wejangan kepada 2 orang anaknya yang kembar sebelum dia meninggal dengan kata-kata sebagai berikut :
"Anakku carilah ilmu sampai negeri Cina"
Lalu Bapak itu meninggal.
Selepas meninggalnya orang tua mereka kedua anak ini merenungkan pesan terakhir orang tua mereka dengan jalan pikiran dan pemahaman masing masing.
Anak kembar pertama memaknai pesan Bapaknya dengan niat sungguh-sungguh dan harus dia lakukan dengan segala daya upaya bahwa dia harus bisa belajar di negeri Cina, anak ini melakukan persis apa yang diminta Bapaknya tanpa dikurangi dan tanpa ditelaah dulu dengan akal sehat. Pokoknya dia harus belajar sampai negeri Cina. Anak ini memaknai seperti yang Tersurat itulah yang harus dilakukan. tidak peduli dengan kondisi jaman dan apapun kondisinya.
 
Sedangkan Kembar kedua  mempunyai pemikiran lain, dia pada awalnya bingung dengan pesan Bapaknya, kenapa dia harus belajar sampai negeri Cina, namun dia pelajari pesan itu dan bertanya kepada orang yang lebih pintar dan bijak, dan dia memaknai pesan itu sebagai sebuah wejangan yang terselubung, atau tersirat didalam pesan itu yaitu bahwa dia harus belajar menuntut ilmu sebanyak-banyaknya sampai ia menjadi orang yang berguna.
 
Kita sebagai makhluk yang banyak menerima wejangan dari Guru dan orang yang kita Tuakan maupun kita anggap sebagai panutan, kadang kita bersikap seperti anak kembar pertama, menelan mentah-mentah ajaran yang diberikan, tanpa menelaah dan mempelajarinya. Saat kita harus diminta berperang memerangi kejahatan dan menegakkan yang benar, kita kadang langsung memaknai bahwa kita harus angkat pedang dan membunuh orang yang kita "anggap salah" dan tidak sesuai dengan kita harus dilenyapkan.
Namun haruskah demikian ? Benarkah kita memerangi kejahatan dan menegakkan yang benar harus selalu memakai otot, pedang dan kekerasan?
Bukankah kita masih bisa memahami ajaran itu dari hal yang tersirat ? kita bisa berjuang dengan kita sendiri tidak berbuat jahat, kita bisa mendidik anak-anak kita untuk berbuat baik, kita bisa membantu menyadarkan orang-orang yang kita sayangi untuk berbuat baik, dan kita bisa menghormati orang lain pun merupakan perbuatan membela kebenaran?
 
Lalu kenapa saat ini yang lebih populer adalah angkat otot dan kekuatan ? Benarkah kita sudah sepertri ini ? mari kita kembali pada hakikatnya makhluk yang mempunyai nurani untuk berfikir sebelum bertindak, bukan bertindak baru berfikir.....