Baca Juga
15 Resep Menjaga Kebahagiaan Didalam Keluarga
Suami yang ideal didalam rumah tangga tentunya menjadi dambaan setiap lelaki dan juga wanita atau seorang istri khususnya yang beriman kepada Allah Swt dan hari akhir. tentu saja ini bukanlah hal yang mudah kecuali bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah Swt dengan doa serta ihtiarnya.
Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluargaku” (HR at-Tirmidzi no. 3895)
Karena kalau bukan kepada anggota keluarga kita seseorang berbuat baik, maka kepada siapa lagi kita akan berbuat baik, Bukankah mereka tempat yang paling berhak untuk mendapatkan kebaikan dan kasih sayang dari suami atau bapak mereka karena kelemahan dan ketergantungan mereka terhadapnya, Kalau bukan kepada orang-orang yang terdekat dan dicintai seorang kepala rumah tangga bersabar menghadapi perlakuan buruk, maka kepada siapa lagi kita bersabar jika kita adalah seorang suami atau bapak ?
Rumah yang bahagia adalah rumah yang dibangun di atas rasa saling percaya, yang tegak berdiri di atas pondasi cinta yang penuh dengan takwa kepada Alloh dan keridhaan-Nya. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kita diterapkan untuk mencapai dan menjaga kebahagiaan keluarga.
Resep Menjaga Kebahagiaan Didalam Keluarga |
1. Cara bertutur sapa yang lembut baik dari istri maupun dari suami adalah alasan terciptanya kebahagiaan rumah tanggga.
2. Mengawali setiap pembicaraan dengan senyuman, karena senyuman adalah sebuah sikap awal untuk sebuah kesepakatan dan harmoni suatu pasangan.
3. Seorang suami istri hendaknya mengungkapkan sisi indah penuh pesona pasangannya dan menutup mata pada sisi lemah yang muncul pada diri pasangannya.
4. Hanya menghitung kebaikan pasangannya dan tidak menilainya dari kekurangannya. “Janganlah Seorang Mukmin Membenci Seorang Mukminah (istrinya). Jika Dia Tidak Senang Pada Satu Perilaku, Maka Masih Banyak Perilaku Lain Yang Dia Sukai.”
5. Kebanyakan permasalahan rumah tangga itu muncul dari masalah yang sepele. Beribu masalah yang berujung pada perpisahan antara suami-istri, terkadang berawal dari masalah yang teramat sepele. Salah satunya adalah keadaan rumah yang tidak rapi makanan yang dihidangkan tidak tepat waktu, pasangan yang tidak mau melayani karena sudah merasa lelah, menitik beratkan pengasuhan anak hanya pada salah satu pasangan, dan lain sebagainya.
6. Kita harus menyadari kenyataan serta keadaan dan kekurangan diri kita sendiri. Kita harus keluar dari dunia imajinasi dan ide-ide yang semu, Kehidupan rumah tangga yang seperti itu hanya bisa menjadi kenyataan bagi para ulul ‘azmi, yang mana di dunia ini hanya segelintir orang saja yang bisa mendapatkannya.
7. Wahai laki-laki, engkau tidak seperti nabi Muhammad SAW, sehingga layak didampingi Wanita semulia Siti Aisyah atau Siti Khadijah dan Wahai Wanita, engkau tidaklah seperti Siti Aisyah atau Siti Khadijah sehingga pantas disandingkan dengan lelaki berkeperibadian seperti Nabi Muhammad SAW.
8. Kita ( Manusia ) adalah sosok yang bisa marah, bisa bersikap keras, bisa lemah, dan bisa salah. Yang harus kita lakukan ialah menanamkan konsep relatif dalam mencari keseimbangan hubungan suami-istri, agar bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh kedamaian.
9. Jika kamu ( Manusia ) baik itu laki-laki ataupun wankita,ketika menemukan pasanganmu marah, mulai bicara tidak jelas, maka cobalah agar apapun yang dikatakannya jangan diambil hati dan jangan pernah memberi hukuman terhadapnya.
10. jika saat itu, pasanganmu sedang tidak sadar dan tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Cobalah untuk bersabarlah sejenak, jangan mau terpancing dengan keadaan karena mungkin pada saat itu ia sedang dikalahkan oleh setan, emosinya tidak dapat ia kendalikan, dan pikirannya sedang terpojokkan. Maka cobalah untuk tetaplah dengan pandangan penuh kasih, pahamilah ia ( kistrimu ) pasanganmu sebagai qodar-nya bahwa saat itu ia harus marah, dan berusahalah untuk bersandiwara untuk menghiburnya atau menenangkannya agar ia terlepas dari belenggu syetan yang merasuki jiwa dan pikirannya.
11. Sangatlah perlu kita ketahui bahwa jika nanti dia telah sadar, maka ia akan menyesali apa yang telah terjadi dan mengakui betapa bermanfaatnya arti dari sebuah kesabaran itu sendiri.
dalam kondisi ini janganlah kita membalasnya dengan cara yang sama, yang berarti kita sama tidak warasnya dengan pasangan kita sendiri.
12. Mengambil sikap tenang dan sabar, karena manfaatnya, Paling tidak kita bisa menyelamatkan pasangan kita dari amarahnya dan membawa ketenangan ke dalam jiwa,hati serta pikirannya.
13. Hal yang seperti ini memang sangatlah harus dipahami oleh seorang istri ketika suaminya marah ataupun sebaliknya, biarkanlah kemarahan itu berhenti dengan sendirinya. Lalu rangkul ia dengan penuh kasih sayang dan perhatian yang diiringi dengan nasehat nasehat yang bermanfaat.
14. Namun sangat di sayangkan karena kesadaran semacam ini jarang dilakukan. Umumnya, ketika seseorang melihat pasangannya marah maka ia akan melayaninya dengan amarah yang sama pula maka inilah faktor terbesar yang dapat mengakibatkan terjadinya perpisahan yang sering terjadi dan anak-anak harus kehilangan salah satu dari kedua orangtuanya bahkan terkadang keduanya.
15. Berdoalah karena Do’a adalah salah satu hal yang paling penting. Cobalah untuk selalu Mendoakan Kebaikan Bagi Anak Dan keluarga kita.
Termasuk sifat hamba-hamba Allah Swt yang beriman adalah selalu mendoakan kebaikan bagi dirinya dan anggota keluarganya.
Allah SWT Berfirman:
{وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا}
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam (panutan) bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqaan: 74).
Demikian nasehat singkat ini semoga bermanfaat untuk kita semua dan terutama untuk diri saya pribadi
“ Terimakasih selamat menerapkannya “