Baca Juga
MAKALA TENTANG GURU DAN DEFENISINYA
Berikut adalah contoh makala yang mungkin akan bermanfaat untuk sahabat pendidikan yang membutuhkannya, berikut adalah penjelasannya :
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFENISI GURU
B. SALAH SATU KESALAHAN GURU YANG SERING DI LAKUKAN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah, pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal,
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual. Tugasguru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik, mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Ironisnya kekawatiran di dunia pendidikan kini menyeruak ketika menyaksikan tawuran antar pelajaryang bergejolak dimana-mana. Ada kegalauan muncul kala menjumpai realitas bahwa guru disekolah lebih banyak menghukum daripada memberi reward siswanya. Ada kegundahan yang membuncah ketika sosok guru berbuat asusila terhadap siswanya. Dunia pendidikan yang harusnya penuh dengan kasih sayang, tempat untuk belajar tentang moral,budi pekerti justru sekarang ini dekat dengan tindak kekarasan dan asusila.
Dunia yang seharusnya mencerminkan sikap-sikap intelektual, budi pekerti, dan menjunjung tinggi nilai moral, justru telah dicoreng oleh segelintir oknum pendidik (guru) yang tidak bertanggung jawab.Realitas ini mengandung pesan bahwa dunia guru harus segera melakukan evaluasi ke dalam.
\
Sepertinya, sudah waktunya untuk melakukan pelurusan kembali atas pemahaman dalam memposisikan profesi guru. Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan mengakibatkan bergesernya fungsi guru secara perlahan-lahan. Pergeseran ini telah menyebabkan dua pihak yang tadinya sama-sama membawa kepentingan dan salng membutuhkan, yakni guru dan siswa, menjadi tidak lagi saling membutuhkan. Akibatnya suasana belajar sangat memberatkan, membosankan, dan jauh dari suasana yang membahagiakan. Dari sinilah konflik demi konflik muncul sehingga pihak-pihak didalamnya mudah frustasi lantas mudah melampiaskan kegundahan dengan cara-cara yang tidakbenar. Untuk itulah makalah ini saya susun sebagai bahan kajian bagi guru atau pendidik agar dapat berperilaku dan bersikap profesional dalam menjalankan tugas mulia ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Defenisi guru.?
2. Jelaskan salah satu kesalahan guru yang sering di lakukan.?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami defenisi guru.
2. Untuk mengetahui salah satu kesalahan guru yang sering di lakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Guru
Sebutan guru sudah tidak asing lagi dalam keseharian kita. Pada saat kata sekolah disebutkan, guru menjadi elemen yang tak terpisahkan di dalamnya. Tanpa seorang guru, proses kegiatan sekolah menjadi mandeg dan akan ditinggalkan oleh anak didiknya. Guru mempunyai peran yang sangat signifikan dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui apa yang sebenarnya pengertian dari guru itu sendiri. Secara sederhana, guru diartikan sebagai sesorang yang pekerjaannya adalah mengajar. Sedangkan menurut Drs. Moh. Uzer Usman mengemukakan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan profesi khusus sebagai guru
MAKALA TENTANG GURU DAN DEFENISINYA |
Berdasarkan pengertian dari beberapa argumen tersebut, maka dapat dipahami bahwa guru pada prinsipnya merupakan suatu profersi yang mempunyai keahlian tertentu, dimana masyarakat menempatkan pada tempat yang lebih terhormat di lingkungnnya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini berarti, guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia seutuhnnya berdasarkan karakter budaya bangsa. Pada sisi lain, dengan melihat tugas dan tanggung jawabnya, guru memiliki peran unik dan sangat kompleks dalam mengembankan tugas sehingga fungsi guru paling utama adalah membimbing anak didik ke arah tujuan yang tegas
B. Salah satu kesalahan guru yang sering dilakukan adalah :
• Memaksakan hak peserta didik.
Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan tidak lepas dari siswa atau peserta didik. Siswa merupakan objek didik yang harus diakui keberadaannya. Berbagai karakter siswa dan potensi dalam dirinya tidak boleh diabaikan begitu saja.Tugas utama guru adalah mendidik dan mengembangkan berbagai potensi tersebut bukan memaksakan hak anak.
Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu merubah kebiasaan buruknya dengan mengadakan pembelajaran yang aktif, inovatif dan menyenangkan. Pendekatan denga pola ini dilakukan, agar supaya peserta didik juga merasa dihargai dalam setiap tindakannya. Arti kata, anak didik tidak hanya menerima apa-apa yang telah disiapkan oleh gurunya, tetapi mereka juga berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Mereka juga turut menentukan segala sesuatu yang akan mereka terima dalam usaha perkembangannya.
Dan untuk mempemudah mengatasi kesalahan tersebut maka seorang guru yang professional harus memiliki empat kompetensi.Kompetensi tersebut tertuang dalam Undang-undang Dosen dan Guru, yaitu :
1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan memgelola pembelajaran peserta didik.
2. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,berakhlak mulia,arif,dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
3. Kompetensi Profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran luas dan mendalam.
4. Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien epada peserta didik,sesame guru,orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Sikap dikatakan sebagai respon evaluatif. Respon akan timbul,apabila individu dihadapkan pada stimulus yang dikehendaki adanya reaksi individual. Respon evaluative berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbul sebagai proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus sebagai bentuk baik buruk, positif-negatif,menyenangkan-tidak menyenangkan,yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap
Sedangkan perilaku merupakan bentuk tindakan nyata seseorang sebagai adanya aksi respon dan reaksi .Menurut Mann dan Azwar sikap merupakan presdiposisi evaluative yang banyak memetukan bagaimana individu bertindak ,akan tetapi sikap dan tindakan nyata sering kali berbeda.Hal ini disebabkan tindakan nyata tidak hanya disebabkan sikap semata namun juga ditentukan oleh factor eksternal lainnya,
Menurut penuturan R.Tantiningsih dalam Wawasan 14 Mei 2005, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan agar beberapa sikap dan perilaku menyimpang dalam dunia pendidikan dapat dihindari,diantaranya:
1. Menyiapkan tenaga pendidik yang benar-benar professional yang dapat menghormati siswa secara utuh.
2. Guru merupakan key succses factor dalam keberhasilan budi pekerti.Dari guru siswa mendapatkan action exercise dari pembelajaran yang diberikan.
3. Guru sebagai panutan sebaiknya menjaga image dalam bersikap dan berperilaku.Budi pekerti dijadikan mata pelajaran khusus disekolah.
4. Adanya kerjasama dan interaksi yang erat antara siswa,guru (sekolah),dan orang tua.
Terkait dengan hal diatas,hasil temuan University Harvard bahwa 85% dari sebab-sebab kesuksesan,pencapaian sasaran,promosi jabatan,dan lain-lain adalah karena sikap-sikap seseorang.
Hanya 15% yang disebabkan oleh keahlian atau kompetensi teknis yang dimilki.
Namun sayangnya kemampuan yang bersifat teknis ini yang menjadi primadona dalam institusi pendidikan yang dianggap modern sekarang ini.Bahkan kompetensi ini dijadikan basis utama dari proses belajar-mengajar. Jelas hal ini bukan solusi, bahkan akan membuat permasalahan semakin menjadi. Semakin menggelembung dan semakin sulit diatasi.
Menurut Dannie Ronnie M ada enam belas pilar agar guru dapat mengajar dengan hati.Keenam belas pilar tersebut menekankan pada sikap dan perilaku pendidik untuk mengembangkan potensi peserta didik.Enam belas pilar pembentukan karakter yang harus dimiliki oleh seorang guru,antara lain:
1. Kasih sayang.
2. Penghargaan.
3. Pemberian ruang untuk mengembangkan diri.
4. Kepercayaan.
5. Kerjasama.
6. Saling berbagi.
7. Saling memotivasi
8. Saling mendengarkan.
9. Saling berinteraksi secara positif.
10. Saling menanamkan nilai-nilai moral.
11. Saling mengingatkan dengan ketukusan hati.
12. Saling menularkan antusiasme.
13. Saling menggali potensi diri.
14. Saling mengajari dengan kerendahan hati.
15. Saling menginspirasi.
16. Saling menghormati perbedaan.
Jika para pendidik menyadari,memiliki,dan menerapkan 16 pilar pembangunan karakter tersebut jelas akan memberikan sumbangsih yang luar biasa kepada masyarakat dan negaranya.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari kesimpulan pembahasan diatas dapat disimpulkan Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan. Guru pada prinsipnya merupakan suatu profersi yang mempunyai keahlian tertentu, dimana masyarakat menempatkan pada tempat yang lebih terhormat di lingkungnnya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan.
Hal ini berarti, guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia seutuhnnya berdasarkan karakter budaya bangsa. Pada sisi lain, dengan melihat tugas dan tanggung jawabnya, guru memiliki peran unik dan sangat kompleks dalam mengembankan tugas sehingga fungsi guru paling utama adalah membimbiing anak didik ke arah tujuan yang tegas.
Tugas Utama Guru mendidik dan mengembangkan berbagai potensi bukan memaksakan hak peserta didik.
B. Saran
Pada penyajian makalah ini mungkin terdapat berbagai kekurangan baik dari segi materi maupun penulisan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga penulis bisa memperbaiki diri dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nuni, Y. S. 2013: Desain Relasi Efektif Guru & Murid. Jogjakarta: Buku Biru.
Soetjipto & Raflis. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sunarto & Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimayanti & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
" Terimaksih semoga bermanfaat "