Baca Juga
Defenisi Iman dan Pengertiannya menurut Bahasa dan Riwayat Hadist
Salam sejahtera selalu untuk kita semua, sahbat muslim sekalian yang sama - sama dirahmati Allah, berikut ini adalah artikel singkat yang akan membahas mengenai Pengertian Iman secara bahasa dan Defenisinya yang diharapkan dapat memberi manfaat dan dapat bermanfaat pula bagi pribadi saya dan dapat pula diamalkan dikehidupan sehari-hari, guna mempersingkat waktu mari kita sama-sama menyimak ulasannya berikut ini :
Siapakah diantara kita yang belum mengetahui apa itu iman, jika kita sudah mengetahuinya, apakah kita sudah melakukan atau melaksanakannya atau mengamalkannya dikehidupan kita? cobalah kita sejenak merenungkan beberapa hal dibawah ini.
- Secara Bahasa
Iman secara bahsa berarti tashdiq ( membenarkan ) sedangkan secara syar’I iman adalah : keyakinan dalam hati perkataan lisan , amalan dengan anggota badan yang bertambah untuk melakukan ketaatan dan berkurang untuk melakukan maksiat. Para ulama menjadikan amal termasuk unsure keimanan oleh karenanya iman seseorang bisa jadi bertambah dan juga berkurang, ini adalah defenisi iman menurut imam malik, syafi’I, ahad, al-auza’I, ishaq bin rahawaih, dan segenap ulama- ulama lainnya.
Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia dikatakan bahwa:
“Iman secara bahasa berasal dari kata anamah yang berarti menganugrahkan rasa aman dan ketentraman, dan yang kedua masuk ke dalam suasana aman dan tentram, pengertian pertama ditunjukkan kepada Tuhan, karena itu salah satu sifat Tuhan yakni, al-Makmun, yaitu Maha Memberi keamanan dan ketentraman kepada manusia melalui agama yang diturunkan lewat Nabi. pengertian kedua dikaitkan dengan manusia. Seorang mukmin (orang yang beriman) adalah mereka memasuki dalam suasana aman dan tentram menerima prinsip yang telah ditetapkan Tuhan”.
Dari beberapa keterangan di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai bahan referensi bahwa pengertian bahwa iman adalah keyakinan yang kuat dan kepercayaan penuh terhadap suatu subjek, gagasan dan doktrin. Dengan kata lain, tidaklah sempurna iman seseorang kalau hanya menyakini dengan hati tanpa dibarengi dengan amal perbuatan.
Hal ini tercermin dalam salah satu hadis Rasulullah Saw yang artinya :
“ Iman itu bukanlah dengan angan-angan tetapi apa yang telah mentap di dalam hatimu dan dibuktikan kebenarannya dengan amal ”.
Sedangkan menurut Istilah, Ali Mustafa al-Ghuraby menyatakan:
“ Sesungguhnya Iman itu adalah ma’rifah dan pengakuan kepada Allah swt Dan Rasul-Rasul-Nya (atas mereka keselematan) ".
Menurut Jumhur Ulama yang dikemukakan oleh al-Kalabadzy menyatakan bahwa:
” Iman itu adalah perkataan, perbuatan dan niat, dan arti niat adalah pembenaran ".
Iman secara syar’i adalah membenarkan dan mengakui secara sempurna akan wujud kebenaran Allah Subhana wa Ta’ala dan Rububiyahnya,Uluhiyahnya, dan mengakui/mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah Subahna wa Ta’ala
Apabila kata-kata “Iman” disebutkan secara mutlak,yaitu sendirian,tanpa digabungkan dengan kata-kata lainnya,seperti kata kata amal sesudahnya,maka yang dimaksud adalah arti “iman” yang sempurna,yang mencakup perkataan dan perbuatan (hati,anggota badan dan lisan) seperti yang telah dijelaskan dalam Alqur’an yang artinya :
“ Dan Allah tidak akan menyiakan-nyiakan iman kalian ”
(QS.Al-Baqoroh : 143)
Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia dikatakan bahwa:
“Iman secara bahasa berasal dari kata anamah yang berarti menganugrahkan rasa aman dan ketentraman, dan yang kedua masuk ke dalam suasana aman dan tentram, pengertian pertama ditunjukkan kepada Tuhan, karena itu salah satu sifat Tuhan yakni, al-Makmun, yaitu Maha Memberi keamanan dan ketentraman kepada manusia melalui agama yang diturunkan lewat Nabi. pengertian kedua dikaitkan dengan manusia. Seorang mukmin (orang yang beriman) adalah mereka memasuki dalam suasana aman dan tentram menerima prinsip yang telah ditetapkan Tuhan”.
Dari beberapa keterangan di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai bahan referensi bahwa pengertian bahwa iman adalah keyakinan yang kuat dan kepercayaan penuh terhadap suatu subjek, gagasan dan doktrin. Dengan kata lain, tidaklah sempurna iman seseorang kalau hanya menyakini dengan hati tanpa dibarengi dengan amal perbuatan.
Iman |
“ Iman itu bukanlah dengan angan-angan tetapi apa yang telah mentap di dalam hatimu dan dibuktikan kebenarannya dengan amal ”.
Sedangkan menurut Istilah, Ali Mustafa al-Ghuraby menyatakan:
“ Sesungguhnya Iman itu adalah ma’rifah dan pengakuan kepada Allah swt Dan Rasul-Rasul-Nya (atas mereka keselematan) ".
Menurut Jumhur Ulama yang dikemukakan oleh al-Kalabadzy menyatakan bahwa:
” Iman itu adalah perkataan, perbuatan dan niat, dan arti niat adalah pembenaran ".
Iman secara syar’i adalah membenarkan dan mengakui secara sempurna akan wujud kebenaran Allah Subhana wa Ta’ala dan Rububiyahnya,Uluhiyahnya, dan mengakui/mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah Subahna wa Ta’ala
Apabila kata-kata “Iman” disebutkan secara mutlak,yaitu sendirian,tanpa digabungkan dengan kata-kata lainnya,seperti kata kata amal sesudahnya,maka yang dimaksud adalah arti “iman” yang sempurna,yang mencakup perkataan dan perbuatan (hati,anggota badan dan lisan) seperti yang telah dijelaskan dalam Alqur’an yang artinya :
“ Dan Allah tidak akan menyiakan-nyiakan iman kalian ”
(QS.Al-Baqoroh : 143)
- Defenisi Iman
Dengan demikian defenisi iman ada lima rupa dan karakternya yakni : keyakinan hati, perkataaan (lisan), amal perbuatan, bisa bertambah, dan bisa berkurang.
Di dalam Al-quran Allah berfirman :
“agar bertambah keimanan mereka diatas keimanan mereka yang sudah ada “ ( QS Al- Fath 48 : 4 )
Imam syafi’I berkata , iman itu meliputi perkataan dan perbuatan, dia bisa bertambah dan juga bisa berkurang, bertambah karena sebab ketaatan dan berkurang karena disebabkan kemaksiatan,
Imam ahmad berkata : iman bisa bertambah dan berkurang, ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.
Imam bukhari mengatakan : aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwa iman adalah perkataan dan perbuatan bisa bertambah dan bisa pula berkurang.
Maka apapun bentuk iman seseorang semua itu di mulai dari perkataan dan perbuatan dan bertambah atau berkurangnya amalan iman seseorang juga berawal dari perkataan dan perbuatannya.
Demikianlah penjelasan singkat ini semoga kita adalah bagian dari orang-orang yang beriman dan semoga segala hal yang kita lakukan didalm kehidupan kita senantiasa bernilai ibadah dan dinilai sebagai ibadah dihadapan Allah yang Maha Esa. aminn..
“ Terimakasih semoga bermanfaat “