Baca Juga
Artikel kesehatan - Obat Pelangsing Perut adalah salah satu cara yang saat ini umum digunakan oleh masyarakat untuk melangsingkan perutnya. Dengan mengkonsumsi obat ini, maka seseorang dapat melangsingkan perutnya tanpa harus bersusah-susah olah raga atau melakukan diet ketat. Selain itu, sudah banyak masyarakat yang berhasil mendapatkan hasil yang diinginkan membuat banyak yang belum mengkonsumsi jadi tertarik untuk ikut mengkonsumsinya. Harga obat pelangsing inipun variatif, dan mudah untuk di dapatkan dimanapun. Apalagi, saat ini sudah banyak yang menjual obat ini secara online membuat seseorang menjadi lebih mudah untuk mendapatkan obat ini.
Sayangnya, tidak semua obat pelangsing aman untuk di konsumsi. Khususnya, bila obat pelangsing tersebut tidak terdaftar di DepKes (Departemen Kesehatan) atau BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Salah satu jenis obat yang sering berada dalam obat pelangsing yaitu obat pencahar. Obat ini berfungsi sebagai obat untuk melancarkan BAB (Buang Air Besar) saat mengalami sembelit (susah buang air besar). Penggunaan obat pencahar pada obat pelangsing ini sangatlah berbahaya, apalagi obat pelangsing diminum secara continue atau terus-menerus. Artinya, secara tidak langsung kita juga mengkonsumsi obat pencahar secara continue. Sayangnya, konsumen obat pelangsing yang mengandung obat pencahar ini seringkali tidak menyadari bahayanya. Mereka merasa dengan sering buang air besar setelah mengkonsumsi obat ini, tubuhnya sedang dibersihkan dan mereka merasa berat badannya berkurang.
Obat pencahar tidak berbahaya selama masih dalam dosis aman (lebih baik jika konsultasi terlebih dahulu pada dokter). Namun, jika obat ini dikonsumsi secara continue dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh dan membuat ketergantungan. Obat pencahar bisa membuang beberapa nutrisi yang dibutuhkan tubuh sebelum tubuh berhasil menyerap nutrisi tersebut. Selain itu, dapat memicu pengeluaran air, sodium dan potasium secara berlebihan. Kondisi yang lebih parah yaitu, dengan konsumsi obat pencahar berlebihan dapat merusak sistem kerja usus dan melemahkan otot usus. Otot usus menjadi tidak terlatih secara alami untuk mengeluarkan kotoran dari dalam tubuh kita. (Yv)