Baca Juga
Dampak buruk kebanyakan gula pada anak- ternyata dampak dari gulla tidak hanya menyebabkan obesitas dan diabetes saja, namu bisa memicu kelemahan pada otak. Anak-anak yang mengkonsumsi gula pada masa sekola dengan berlebihan akan berdampak buruk pada kemampuannya berkonsentrasi, padahal mereka ini butuh banyak kemampuan untuk konsentrasi belajarnya.
Otak memiliki volume 10 persen dari seluruh bobot tubuh yang dimiliki manusia, namun tahukah anda bahwa otak membutuhkan nutrisi 40 persen dari keseluruhan yang di asuk ke tubuh setiap harinya.
"Otak memiliki kerja yang ekstra dibandingkan tubuh, bahkan pada saat kita tidur saja otak tetep bekerja dengan normal bahkan lebih, seperti pada saat kita bermimpi" Tutur Dr. dr Tjhin Wiguna, Sp.KJ(K), dokter spesialis jiwa anak FKUI, saat ditemui pada acara Media Edukasi 'Bahaya Asupan Gula Tambahan serta Dampaknya pada Kesehatan dan Konsentrasi Anak', di sebuah Hotel di jakarta.
Karbohidrat memang memiliki peran yang sangat besar dalam hal asupan, ini sudah jelas. Tetapi yang harus anda ingat juga bahwa mengkonsumsi karbohidrat tidak boleh berlebihan, ada porsinya.
Kebanyakan karbohodrat membuat anda sangat beresiko atai resistan terhadap penyakit seperti kelebihan gula diabetes, obesitas dan masih banyak lagi kompeksitas penyakit lainnya.
"Pada saat anak kebanyakan mengkonsumsi krbohidrat itu akan diurai menjadi gula. responnya adalah pangkreas akan terhambat dalam proses kerjanya sehingga hal ini juga akan menghambat pembentukan gula darah yang sangat penting. Ini berakibat si anak akan mengalami kantuk, malas, sulit berkonsentrasi serta yang pasti si anak juga akan ketagihan gula" terang Dr Tjhin.
Permasalahan ini sudah diamini oleh dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), dokter spesialis anak endoktrin FKUI. dr Aman ia menyebutkan, menurut hasil penelitian mendalam akibat permasalahan ini anak yang suka mengonsumsi minuman atau makanan yang mengandung banyak gula seperti soft drink dan lainnya akan mengalami permasalahan dalam hal belajar yang semakin menurun.
"Anak lebih suka bermain dibandingkan belajar di kelas atau membaca buku di perpustakaan saat sekolah, karena kemampuan konsentrasinya yang sangat buruk" jelas dr Aman.