Baca Juga
Ternyata kol bukan hanya untuk sup. Kol memiliki banyak khasiat bagi kesehatan, terutama peranannya sebagai pencegah kanker. Kol atau disebut juga kubis termasuk dalam famili Brassicaceae atau Cruciferae yang memiliki kemampuan dalam mencegah kanker. Contoh sayuran lain yang berasal dari famili ini adalah brokoli, lebak, dan kembang kol.
Kol berasal dari kawasan Mediterania dan sudah dikenal sejak 2500-2000 SM. Mulanya di Eropa kol dianggap sebagai gulma yang tumbuh liar di sepanjang pantai laut tengah. Kol mulai ditanam di kebun-kebun Eropa kira-kira abad ke-9 dan dibawa ke Amerika oleh emigran Eropa serta ke Indonesia abad ke-16 atau ke-17. Setelah itu, kol mulai digunakan sebagai makanan dan obat.Sumber antioksidan dan anti kankerKol kaya akan vitamin C dan vitamin E yang berperan sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas yang dapat menghancurkan sel sehat serta membuang racun dari dalam tubuh. Antosianin, pigmen pemberi warna merah kebiruan pada kol merah juga berperan sebagai antioksidan.Kol memiliki bau khas yang tajam, terutama jika dijus. Bau ini berasal dari komponen sulfur berupa senyawa fitokimia yang disebut indol. Penelitian membuktikan bahwa indol dapat mencegah kanker payudara dengan cara menghambat hormon estrogen, sehingga memacu tubuh untuk menghasilkan enzim yang menghalangi pertumbuhan sel kanker baru. Indol juga memiliki kemampuan mengubah estradiol, hormon mirip estrogen yang berperan dalam perkembangan sel kanker, menjadi estrogen dalam bentuk yang lebih aman.
Penelitian di Cina yang dimuat dalam jurnal Cancer Research menegaskan bahwa wanita yang rutin menyantap kol memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara.Penelitian terbaru di Inggris juga menemukan bukti bahwa konsumsi kol dapat menghambat kanker kolon. Hal ini berhubungan dengan kandungan isothiocyanate, senyawa fitokimia yang akan menghancurkan sel tumor dengan cara mengganggu replikasi sel tumor. Kol juga mengandung sulforaphane yang efektif melawan kanker payudara dan kanker kolon dengan cara menstimulasi produksi enzim yang disebut glutathione, yang bekerja memindahkan toksin dari kolon, dan membuangnya dari tubuh sebelum toksin itu merusak sel.Mengobati maagSejak zaman Romawi kuno, kol sudah digunakan untuk penyembuhan sakit maag.
Kol mengandung asam amino glutamin yang dapat meningkatkan aliran darah ke perut, memberikan nutrisi bagi sel dalam lambung dan usus halus, membantu melindungi lapisan perutserta mengobati luka pada saluran pencernaan. Jus kol mentah sudah terbukti efektif untuk mengobati sakit maag. Penelitian yang dilakukan di Sekolah Kedokteran Universitas Stanford menyatakan, 13 orang responden berpenyakit maag yang minum 1 liter jus kol per hari (dibuat dari 250 gram kol), menunjukkan perbaikan 6 kali lebih cepat daripada mereka yang hanya menyantap makanan yang dihaluskan.
Dr Michael T. Murray, ahli naturopati di Bellevue Washington, Amerika Serikat, menganjurkan agar penderita maag minum dua cangkir jus kol sehari. Kol sebaiknya tidak dimasak karena akan menghilangkan glutaminnya. Kol mentah juga membantu melancarkan proses pencernaan dan mencegah konstipasi. Ini berhubungan dengan kandungan serat makanan, mineral besi, dan sulfur dalam kol yang berperan membersihkan sistem pencernaan.Jangan berlebihanMeskipun demikian, para ahli mengingatkan agar tidak makan kol secara berlebihan. Porsi yang dianjurkan untuk memperoleh manfaat kesehatan dari kol hanya dua sampai tiga mangkuk dalam satu minggu.
Dalam kol tersimpan senyawa goitrogenik yang dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid sehingga merangsang pembengkakan kelenjar gondok di leher. Memasak kol dapat membantu inaktivasi komponen goitrogen yang ada dalam kol. Namun, belum jelas berapa persen komponen goitrogen yang mengalami inaktivasi oleh pemasakan. Untuk keamanan, orang yang punya masalah tiroid sebaiknya menghindari konsumsi kol atau berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menyantap kol.
Selain itu, beberapa orang cenderung mengalami kembung setelah makan kol akibat gas yang dihasilkan oleh kol. Untuk mencegah kembung, biasakan mengunyah kol sampai halus, karena pada dasarnya makanan apapun yang tidak tercerna dengan baik dapat menyebabkan terbentuknya gas dalam saluran pencernaan. Atau dijus saja karena zat penyembuhnya lebih banyak keluar jika kol dikunyah halus atau dijus.
Sumber: Majalah Nirmala